Sabtu, 27 Agustus 2011

Puisi

Pahlawan Ku

Wahai Pahlawan Ku...
Senyuman mu kan selalu ada di hatiku...
Kebaikan mu akan slalu bersinar sepanjang masa...
Tatapan mu selalu akan menyejukan orang-orang di sekitarmu...

Kegigihan mu dalam bekerja
Dan kesabaranmu lah yang selalu terurai
Jiwa semangatmu yang berkobar itulah
Yang membuatmu begitu hebat dalam melawan para penjajah

Wahai Pahlawan Ku...
Begitu besarnya semangatmu...
Begitu besarnya pegorbananmu...
Dan begitu besarnya jasa-jasamu..

Sulit bagiku untuk bisa membalas...
semua jasa dan pengorbananmu...

Dan aku pun juga tak tahu...
Apakah aku bisa ???
Memberikan pengorbanan yang besar sepertimu..??

Dan juga apakah aku bisa ???
Mempunyai kegigihan dalam bekerja sepertimu...??

Aku juga harus bisa sepertimu
Yang selalu semangat dalam menjalani hidup..
Yang selalu rela berkorban untuk kepentingan umum..
Agar generasi muda bisa mempunyai jiwa semangat sepertimu..

Terima kasih pahlawanku....
Kau akan selalu ku kenang sepanjang masa....

Pidato Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
           
Wabihi nasta’in ala umuridunnya waddin, wa sholatu wassalamu ala asrofil anbiyai walmursalin waala alihi waashabihi ajmain, wa qola rabbi srohli sodri wa yasirli amri wahluh ukdatammilisani, yafqohu qouli, amma ba’du

Yang saya hormati, Bapak Kepala Sekolah SMAN 83 Jakarta beserta stafnya, Bapak dan Ibu Guru, dan teman-teman yang saya cintai

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai nikmat, diantaranya nikmat iman, nikmat islam, nikmat sehat wal'afiat, nikmat panjang umur, nikmat diberi rizky yang halal dan barokah, dan kesemua nikmat ini kita dapat berkumpul dalam acara ''Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW''.

Tak lupa pula kita haturkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman

Saya sampaikan terima kasih kepada hadirin atas kehadirannya dalam acara Maulid ini

Bapak, Ibu, dan Teman-teman sekalian...

Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 571 Masehi. Ayahnya bernama Abdullah yang wafat saat Nabi Muhammad masih di dalam kandungan. Ibunya bernama Siti Aminah yang wafat saat Nabi Muhammad berusia 6 tahun. Sepeninggal orang tuanya, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yang bernama Abu Thalib, saat Rasulullah berusia 8 tahun, kekeknya pun meninggal. Kemudian Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abdul Muthalib.

Saat berusia 12 tahun, Muhammad dibawa berdagang oleh pamannya ke Negeri Syam. Dalam perjalanan, dia bertemu seorang pendeta yang menyarankan kepada Abdul Muthalib agar menjaga Muhammad sebaik-baiknya, karena dia kelak akan menjadi seorang Nabi.

Hadirin yang berbahagia...

Muhammad terkenal sebagai pemuda yang rajin dan jujur, sehingga ia mendapat gelar Al-Amin

Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah, seorang janda kaya di Makkah yang sangat tertarik kepada Muhammad karena kejujurannya

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul setelah mendapat wahyu saat berada di Gua Hira dengan ayat pertamanya: ‘’Iqra bismi rabbikal ladzi kholak. Kholakol insana min alaq. Iqra wa rabbukal akrom. Alladzi a’lama bil kolam, (dst)’’. Yang artinya ‘’Bacalah dengan nama Tuhanmu Dzat yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam, (dst)’’

Siti Khodijah adalah orang pertama yang menyakini adanya wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, dan ia pula lah orang pertama yang masuk Islam dan kemudian disusul oleh Abu Bakar.

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad mengalami peristiwa yang amat bersejarah yaitu Isra Miraj. Isra Miraj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, yang kemudian dibawa naik ke Sidhrotul Muntaha.

Disana Nabi Muhammad mendapat perintah melaksanakan sholat yang mula-mula 50 waktu dalam sehari semalam, namun kemudian dikurangi beberapa kali sehingga tinggal 5 waktu dalam sehari semalam.

Jadi, sholat adalah salah satu rukun Islam yang langsung diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad mulai berdakwah menyebarkan agama Islam kepada kaumnya yaitu bangsa Quraish yang waktu itu masih menyembah berhala dan hidup dalam alam Jahiliyah.

Hadirin dan Hadiroth yang dirahmati oleh Allah…

Perjuangan Nabi Muhammad mendapat tantangan dari kaumnya sehingga ia mendapat perlakuan yang sangat menyakitkan. Namun, Nabi Muhammad tidak kenal putus asa. Dibantu oleh para sahabatnya, makin banyak kaumnya yang masuk Islam.

Namun, tantangan dan tekanan Nabi Muhammad dan kaum muslimin, dari orang-orang Jahiliyah makin lama makin berat. Sehingga, Nabi Muhammad dan seluruh kaum Muslimin hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Peristiwa hijrahnya kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah dijadikan sebagai awal kalender Hijriyah.

Setelah hijrah ke Madinah, perjuangan kaum muslimin mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari jazirah Arab lalu ke Timur, sampai ke Persia (Iran) dan ke Barat meliputi bagian utara Afrika, mulai dari Mesir sampai ke Maroko, bahkan menyebrang ke Selat Gibratal, sampai ke Spanyol di daratan Eropa takluk di bawah kekuasaan orang Islam.

Kaum Muslimin dan Muslimat….

Misi utama dari ajaran Islam adalah memperbaiki akhlak dari akhlak jahiliyah menjadi akhlak Illahiyah yang berdasarkan tuntunan Al-qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad adalah orang yang paling baik akhlaknya, paling taat ibadahnya, yang perlu diteladani oleh umatnya. Karena sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat contoh-contoh atau teladan bagi umatnya.

Dalam rangka memperingati Maulid ini, marilah kita jadikanNabi Muhammad sebagai idola kita yang perilakunya harus diteladani, dan diikuti segala perintahnya.

Hadirin yang berbahagia....

Kita sebagai umat Islam, tidak boleh mengidolakan orang lain. Tidak boleh mengidolakan artis seperti Justin Bieber, atau pemain bola terkenal seperti Irfan Bachdim dan Cristian Gonzales. Kita hanya boleh mengidolakan Nabi kita Muhammad SAW.

Sekianlah sambutan dari saya, mohon maaf bila ada kekurangan. Wabillahi taufik walhidayah, wa salamu alaikum Wr. Wb.

Jumat, 26 Agustus 2011

Cerpen

Cintaku Ada Di Seberang Lautan
Ketika aku tiba di sekolah, aku bertemu dengan Irfan yang tidak lain adalah kekasihku sendiri. Sambil memegang kedua tanganku, dia berkata ‘’Santi, aku ingin bicara hal penting kepadamu’’.
           
            Lalu aku pun menjawab ‘’ya kamu mau bicara apa Fan ?’’. Tetapi, sebelumnya aku mohon sama kamu, kamu jangan bersedih ya ? karena aku tak mau melihat kamu menangis’’, ujar Irfan dengan penuh harapan.

            ’Iyaa, memangnya ada apa ?’’, Tanya Ku. ‘’Hmm.. lusa aku akan pindah ke Palembang,  aku akan tinggal disana selama lima tahun’’, kata Irfan.

            Hatiku langsung remuk redam, hancur berkeping-keping, bagaikan teriris sebuah pedang yang amat tajam. Aku tak tau harus berkata apa. Hanya dalam sekejap saja aku langsung meneteskan air mata.

            ’Sayang, mengapa kamu menangis ? aku tahu kamu sedih, tapi aku pergi hanya sebentar saja, aku janji saat aku kembali aku masih menjadi milikmu’’, ujar Irfan sambil menghapus air mata yang menetes di pipi Santi.

            ’Tapi aku tidak kuat kalau harus jauh darimu. Aku takut kamu berpaling dariku, aku takut kamu menduakan cintaku’’, ujar Aku sambil menangis.

            ’’Jangan khawatir sayang, aku akan menjaga cinta ini, meskipun kita jauh aku tidak akan berpaling darimu’’, kata Irfan sambil memegang erat jemari tangan Ku. Dia berusaha untuk meyakinkan Ku, agar Aku mau percaya bahwa cintanya memang hanya untuk Aku seorang.

            ’’Tapi fan, mengapa kamu pindah ke Palembang ?’’, tany aku. Lalu Irfan menjawab ’’Ayahku ditugaskan ke Palembang selama lima tahun, sebenarnya aku juga tidak mau pindah kesana, karena aku tidak  mau jauh dari kamu, tapi keadaanlah yang mengharuskan ku untuk pergi kesana’’.

           ’’Kamu janji ya, saat kita jauh, kita harus selalu berkomunikasi dan kamu tidak boleh menduakan cintaku’’, ujar ku dengan penuh harapan. ’’ya, sayang aku janji itu’’, jawab Irfan.
           
            Malam harinya sebelum Irfan berangkat ke Palembang, dia menelpon pujaan hatinya terlebih dahulu.

            ’’Tidit, tidit...’’, suara handphone Ku berbunyi. Dengan cepat Aku melihatnya. Ternyata Irfan lah yang menelpon. Dengan semangat 45 Aku mengangkatnya.

            ’’Haloo’’, Aku memulai berbicara. ’’Halo sayang, lagi ngapain kamu ??’’, tanya Irfan.

            ’Aku sedang mikirin kamu, sayang, hehehe...’’, kata Aku sambil tertawa. ’Aaahh kamu bisa saja’’, ujar Irfan. ‘’Kamu sudah makan belum??’’, tanyaku. ’’aku sudah makan’’, ujar Irfan.

            ’’Santi, sebelum aku pergi ke Palembang, bolehkah aku bertemu dengan kamu terlebih dahulu ?? karena aku ingin menghabiskan waktu bersamamu’’, tanya Irfan. ’’Tentu boleh Fan’’, jawabku.

            ’’Gimana kalau sekarang kita ketemuan di taman dekat sekolahan ?? aku ingin memberikan sesuatu untukmu’’, ujar Irfan. ’’aku mau sekali’’, jawabku. ’’okey, kita ketemuan jam 7 malam yaa’’, ujar Irfan. ’’iyaa.. aku pasti datang kok’’, ujarku.

            Saat Aku ingin membuka pintu, tiba-tiba ibuku teriak memanggil.

            ’’Santi...’’, teriak mama. ’’Iya, mah, ada apa ?’’, tanyaku. ’’Nak, tolong kamu jemput Della yah di tempat lesnya’’, ujar mama. ’’Yahh mama, kenapa enggak suruh Kak Angga aja buat jemput Della ??, ujarku.

            ’’Yaampun, Santi. Kak Angga tuh lagi sibuk ngerjain tugas, kamu ngertiin sedikit dong !’’,  ujar mama.
           
            ’’Tapi kan mah, aku  ingin ketemuan sama Irfan’’, ujarku. ’’Sudahlah, enggak ada tapi-tapian, pokoknya kamu harus menjemput Della’’, kata mama memarahi.
           
            Akhirnya dengan hati yang kesal dan dongkol, Aku pun bergegas pergi untuk menjemput Della.

            Saat di Taman, ternyata Irfan duluan yang sampai. ’’loh ? kok Santi belum datang ? apa jangan-jangan dia tidak mau datang yah ??’’, pikir Irfan.

            Tiba-tiba dari kejauhan datang lah wanita cantik yang tidak lain adalah Santi.
           
            ’’Irfaaaaannnn...’’, teriakku memanggil.

            ’’Akhirnya datang juga’’, ujar Irfan. ’’maaf ya Fan, aku terlambat’’, ujar Santi. ’’Iya, enggak apa-apa kok, memangnya kenapa kok kamu bisa terlambat ??’’, tanya Irfan.

            ’’Tadi aku habis pergi menjemput adikku ke tempat lesnya’’, jawab Santi. ’’Ohh, ya sudaahh, enggak apa-apa’’.

            ’’Santi, aku kesini ingin bertemu kamu, sekaligus ingin memberikan ini padamu, memang ini harganya tidak seberapa. Tapi tolong jangan dilihat dari harganya, tapi lihatlah dari ketulusan hatiku untuk memberikan ini padamu’’, ujar Irfan sambil memberikan sebuah bungkusan kepada Santi.
           
            ’’Apa ini Fan ??’’, tanyaku. ’’Sudahlah, kamu buka saja’’, kata Irfan.
           
            Kemudian Aku membuka bungkusan tersebut. Dan ’’wooouuww...’’Santi sangat terkejut sekali, ternyata Irfan memberinya sebuah jam tangan berwarna biru, yang merupakan model terbaru saat ini.

            ’’Yaampun Fan, terima kasih yah. Lagi pula kamu enggak perlu repot-repot memberi ini semua’’, ujarku. ’’ini tidak seberapa kok, aku tahu kamu sangat menginginkan jam tangan ini, makanya aku berikan’’, ujar Irfan.

            ’’Sekali lagi terima kasih yaa Fan’’, ujarku. ’’Iya, sama-sama, tapi kamu senang kan ?’’, tanya Irfan. ’’Aku senang sekali, Fan’’, ujarku sambil tersenyum.

            ’’Santi, besok aku akan pergi ke Palembang jam 9 pagi’’, ujar Irfan. ’’Loh, kenapa pagi-pagi sekali ??’’, tanyaku. ’’Aku juga tidak tahu, jujur yah aku masih enggak sanggup berpisah dengan kamu’’, ujar Irfan.

            ’’aku juga, Fan, enggak ketemu sehari sama kamu aja aku enggak kuat, apalagi kalau harus sampai lima tahun ? rasanya aku ingin mati saja, fan’’, ujarku.

            ’’Jangan begitu, kalau kamu sedih, aku juga pasti akan ikut sedih, aku yakin kok, kalau kita pasti bisa melewati ini semua’’, ujar Irfan.

            ’’Tapi Fan....? ’’ kataku. ’’Sudahlah..ini enggak akan lama kok’’, ujar Irfan sambil memotong pembicaraan Santi.

            Satu jam kemudian mereka berdua pulang. Lalu Irfan mengantarkan Ku ke rumah. Setelah tiba di rumah, Irfan pun berpamitan pulang kepada Aku dan kedua orang tuaku.

            ’’Om, dan tante, saya permisi pulang dahulu yaa, assalamualaikum’’, ujar Irfan kepada kedua orang tuaku. ’’Walaikumsalam, hati-hati di jalan yah..’’ujar mama. ’’Iyaa, tante’’, kata Irfan.

            Sesampainya di rumah, Irfan segera merapikan barang-barang yang akan ia bawa ke Palembang. Mulai dari pakaian sehari-hari, peralatan mandi, peralatan sekolah, sampai kepada barang-barang yang menjadi kenangannya dia bersama sang kekasih.

            ’’Hmm... Foto dan barang-barang ini tidak boleh sampai ketinggalan, kalau ketinggalan bisa gawat’’, ujar Irfan.

            Keesokan harinya, Irfan dan keluarganya segera bersiap-siap untuk pergi ke Bandara. Mereka pergi ke Bandara dengan menggunakan taxi. Sesampainya di Bandara, Irfan langsung menelponku.
            ’’Santi, aku sekarang sudah sampai di bandara, sebentar lagi aku akan naik pesawat’’, kata Irfan. ’’syukurlah..nanti kalau kamu sudah sampai di Palembang telepon aku yaa..’’, ujarku.
           
            ’’Ya, aku pasti akan telepon kamu kok’’, ujar Irfan. ’’Ayo Fan, pesawatnya sudah mau jalan tuh’’, kata ibunya Irfan. ’’Ooh iya mah, sebentar’’, kata Irfan kepada ibunya. ’’Santi, sudah dulu ya, pesawatnya sudah mau berangkat tuh’’, kata Irfan. ’’Oohh ya sudah, bye’’, ujarku. ‘’Bye juga’’, ujar Irfan
           
            ‘’Yaa Allah, kuatkanlah aku dalam menjalani semua ini, jagalah cintaku ini untuk Irfan, dan jagalah cinta Irfan untukku, jangan biarkan kisah cintaku hancur hanya karena perbedaan tempat, aamin’’, kata Aku sambil meneteskan air mata. ‘’Irfan, aku pasti akan sangat merindukan kamu, aku harap kamu juga seperti itu padaku’’, kata Aku menambahkan.

            Tiga jam kemudian pesawat yang ditumpangi oleh keluarga Irfan telah mendarat di Bandara yang ada di Palembang. Kemudian mereka segera bersiap-siap untuk pergi ke hotel. Setelah sampai di Hotel, dengan segera Irfan menelpon Ku

            ‘’Santi..aku dan keluargaku sekarang sudah tiba di Palembang’’, kata Irfan. ‘’Alhamdulillah..jam berapa kamu sampai disana ?’’, tanyaku. ‘’Tadi aku sampai disana jam 10’’, jawab Irfan.
                       
            ‘’Lalu sekarang kamu dan keluargamu tinggal dimana ?’’, tanyaku. ’’Aku dan keluargaku sekarang tinggal di Apartement  dekat Bandara’’, jawab Irfan.

            ’’Sudah dulu ya sayang, aku mau istirahat dulu, jaga dirimu baik-baik ya, I Love You’’, ujar Irfan. ’’Iya sayang, I Love You Too’’, jawabku.

            Hari demi hari telah ku jalani tanpa ada Irfan disisiku. Memang berat rasanya. Tapi inilah yang dinamakan hidup, aku harus tetap semangat walaupun kekasihku jauh disana.

            Suatu malam yang sunyi, disaat aku sedang tertidur lelap, tiba-tiba aku terbangun. Kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Karena malam ini aku berniat untuk melaksanakan sholat tahajud.

            Setelah aku selesai sholat tahajud, aku mengadahkan tangan dan bersimpu ’’Ya Allah.. di kesunyian malam ini, aku berdo’a untuk kekasihku tersayang, aku sangat merindukannya, ku mohon jagalah dia baik-baik, berilah dia kesehatan, dan mudahkanlah kami dalam menjalankan ini semua, karena aku sangat mencintainya’’, ujarku sambil meneteskan air mata.

            Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 05.00, kemudian aku mandi, setelah mandi, aku melaksanakan sholat subuh, setelah sholat subuh aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
            Ketika aku akan pergi ke sekolah, tiba-tiba adikku memanggil. ’’Kak, ada telepon nih’’, ujar Della. ’’Telepon dari siapa, Del ??’’, tanyaku. ’’Dari Kak Irfan, kak’’, jawab adikku.

            Ooh tidak, ketika adikku mengatakan hal itu, hatiku sangatlah bahagia. Betapa tidak, sudah dua hari ini Irfan tidak menelponku.
           
            Kemudian aku pun langsung berlari menuju ruang keluarga untuk menerima telepon dari Irfan.

            ’’Halo’’, ujarku. ’’Halo, Santi, bagaimana kabarmu ?’’ tanya Irfan. ’’Kabarku baik-baik saja, bagaimana denganmu ?’’, ujarku. ’’Aku juga baik-baik saja’’, jawab Irfan.

            ’’Fan, mengapa sudah dua hari ini kau tidak memberi kabar ? kamu tak tahu ya, betapa aku sangat merindukanmu’’, ujarku. ’’Maaf Santi, hape ku sedang tidak ada pulsa, ini saja aku menelponmu dari telepon yang ada di Apartement’’, ujar Irfan

            ’’Ooh ya sudah, tidak apa-apa, sudah dulu ya Fan, aku mau berangkat ke sekolah dulu’’, kataku. ’’Ooh, ya sudah nanti sore aku telepon kamu lagi deh, bye’’, ujar Irfan dengan nada sedikit kecewa. ’’Bye juga’’, ujarku.

            Setelah aku menutup telepon dari Irfan, aku bergegas keluar. ’’Gawat.. aku bisa terlambat tiba di sekolah nih, Irfan sih teleponnya pagi-pagi’’, ujarku dengan sedikit kesal.

          Dengan kencang aku mengendarai sepeda motorku. Untung saja aku tidak menabrak truk container yang ada di depanku. ’’huuft..hampir aja gw mati’’, ujarku sambil menghela nafas.

            Saat tiba di sekolah, ternyata pintu gerbang sekolahku hampir ditutup. ’’tunggu, tunggu pak’’, kataku kepada Pak Satpam. ’’cepetan neng, udah mau bel nih’’, ujar Pak Satpam. ’’Iya, Pak’’, ujarku
         
          Kemudian, aku langsung memarkir motorku. Saat di tempat parkir, aku bertemu dengan Revo, sahabatnya Irfan yang juga teman sekelasku. ’’Hi, Santi’’, ujar Revo. ’’Hi, Revo, aku kira siapa’’, jawabku.

            ’’Hampir terlambat juga ?’’, tanya Revo. ’’Iya nih, abis tadi pas aku  mau berangkat sekolah, Irfan telepon aku, yah jadinya aku terlambat deh’’, jawabku. ’’Oh, jadi tadi Irfan telepon kamu’’,  ujar Revo dengan hati yang sangat cemburu.

            Tanpa sepengetahuan Santi dan Irfan, ternayata Revo mencintai Santi. Dia tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya itu karena dia tidak ingin menyakiti sahabatnya sendiri.
          ’’Ya sudah, sekarang kita ke kelas yuk’’, ajak Revo. ’’Ayo deh, aku takut nanti di kelas sudah ada guru yang masuk’’, ujarku.
            Saat Revo sedang berjalan dengan Santi, jantung Revo berdegup kencang, ia tak mampu untuk berkata apa-apa, sekujur tubuhnya menjadi bekeringat. Dan ia pun menjadi salah tingkah.
            ’’Kamu kenapa ?? kok jadi keringat dingin gitu ? Kamu sakit ya ?’’, tanyaku dengan penuh perhatian. ’’eng....gak kok, enggak apa-apa’’, ujar Revo sambil tersendat-sendat.
            ’’Kalau kamu sakit pulang aja, dari pada kamu enggak konsen belajar’’, ujarku. ’’aku enggak sakit kok, Cuma sedikit capek aja’’, ujar Revo. ’’Oooh, makanya kamu harus istirahat, jangan kecapean’’, ujarku. ’’Iya-iya’’, ujar Revo.
            Saat itu Revo memang agak sedikit kaget, karena ia mendapat perhatian yang begitu besar dari selir hatinya.
            Ketika sudah tiba di dalam kelas, aku segera duduk di kursiku. ’’San, kenapa kamu terlambat ?’’, tanya teman sebangku aku, yang bernama Poppy. ’’Tadi pas aku ingin berangkat sekolah Irfan menelpon aku, jadinya aku terlambat deh’’, jawabku. ’’Ooooh’’, ujar Poppy.
            Lima tahun kemudian aku sudah lulus SMA dan bekerja menjadi seorang sekretaris di sebuah kantor. Dan dua sahabatku yang bernama Revo dan Poppy juga sudah menjadi orang sukses.
            Aku ingat bahwa ini sudah tahun kelima Irfan tinggal di Palembang. Tapi aku masih belum mengetahui ia kapan pulang ke Jakarta.
            ’’Aaahh.... lebih baik aku telepon Irfan saja’’, ujarku dalam hati. ’’tidit..tidit...’’, suara handphone Irfan berdering.
            ’’Haloo’’, ujar Irfan dari kejauhan. ’’Halo Fan, sedang apa kamu ?’’, tanyaku. ’’aku sedang  di kantor nih’’, jawab Irfan. ’’Lagi sibuk ya ?’’, tanyaku. ’’enggak kok, untuk kamu aku enggak akan sibuk’’, jawab Irfan.
            ’’Fan, kamu kapan pulang ke Jakarta ?’’, tanya Santi. ’’Besok aku akan kembali ke Jakarta’’, jawab Irfan. ’’Hah ??? besok ?? kok kamu enggak bilang-bilang aku sih ??’’, tanya Santi.
            ’’Aku sengaja enggak bilang sama kamu, sebenarnya Revo dan Poppy juga sudah tahu kalau aku akan kembali besok pagi’’, ujar Irfan
            ’’Apaa ?? ternyata mereka berdua sudah tahu kalau kamu akan kembali besok ? tanyaku. ’’Iyaa, mereka sudah tahu’’, ujar Irfan.
            ’’Jahat ya mereka enggak bilang-bilang sama aku’’, ujarku dengan nada kecewa. ’’Aku yang suruh mereka supaya enggak kasih tahu kamu dulu’’, ujar Irfan.
            ’’Loh, memangnya kenapa ? aku kan pacar kamu ?’’, tanyaku.’’Aku ingin memberikan surprise untuk kamu’’, jawab Irfan.
            Memangnya kamu pulang jam berapa ?’’, tanya Santi. ’’dari Palembang jam 7 pagi’’, jawab Irfan. ’’ohh kalau begitu besok Aku, Poppy, dan Revo akan jemput kamu di Bandara ya’’, ujarku.
            ’’Ok, aku sudah enggak sabar untuk ketemu dengan kamu, aku rindu setengah mati kepadamu, Santi’’, ujar Irfan. ’’Aku juga Irfan, sungguh, aku sangat tersiksa dengan ini semua, Aku benar-benar tidak sabar menunggu hari esok’’, ujarku.
             ’’Yasudah,  yang penting kan besok aku sudah kembali, sabar aja ya.. oh iya, aku sudah membelikan sesuatu untukmu’’, ujar Irfan. ’’apa itu Fan ??’’, tanyaku. ’’rahasia dong, lihat besok aja yaa’’, ujar Irfan.
            ’’Duuhh aku jadi tambah enggak sabar deh’’, ujarku. ’’Santi, setelah aku pulang nanti, aku akan melamar kamu’’, ujar Irfan.
            ’’Apa kamu yakin ?’’, tanyaku. ’’Aku sangat yakin, kenapa Aku harus ragu ? kamu itu adalah pendamping yang tepat untukku. ’’Maukah kau menikah denganku ?’’, tanya Irfan. ’’Tentu, Fan.. aku sangat mau menikah denganmu’’, ujarku dengan penuh semangat. ’’terima kasih ya Santi’’, ujar Irfan. ’’Sama-sama, Fan’’, ujarku.
            ’’Sudah dulu ya, Fan, bye’’, ujarku. ‘’Bye juga, I Love You, ujar Irfan. ’’I Love You Too, Honey, ujar Santi.
            Sambil tersenyum aku menutup telepon. ’’Aku sudah tidak sabar menunggu hari esok, ternyata penantian ku selama ini tidak sia-sia, makasih ya Fan kamu sudah setia denganku’’, ujarku dalam hati
            Keesokkan harinya, Aku bangun pagi-pagi. Aku sangat semangat dengan hari ini karena kekasih tercintaku akan kembali ke Jakarta.
            ’’Selamat pagii pah, selamat pagi mah’’, ujarku kepada Papah dan Mamah. ’’Wah-wah..kayanya semangat sekali kamu hari ini’’, ujar Papah. ’’Iyalah pah dia senang, hari ini kan pujaan hatinya akan kembali Jakarta’’, ujar Mamah.
            ’’Ooh iya ?’’, tanya Papah. ’’Loh memangnya Papah enggak tahu ya ?’’, ujar Della. ’’sungguh, Papah benar-benar tidak tahu’’, ujar Papah.
            ’’Yah.. Papah benar-benar ketinggalan zaman nih’’, ujar Angga. ’’Iya, payah banget, masa enggak tahu’’, ujarku dengan wajah cemberut.
            ’’Gimana Papah bisa tahu ? Kamu saja tidak bilang’’, ujar Papah. ’’Oh iya yah Pah, hehehe’’, ujarku sambil tertawa. ’’Memangnya Irfan pulang jam berapa ?’’, tanya Papah. ’’Dari Palembang jam 7 pagi, Pah’’, jawabku.
            ’’Nanti kamu akan jemput dia ke bandara ?’’, tanya Mama. ’’Iya Mah, nanti Aku, Poppy, dan Revo yang akan menjemput Irfan dan keluarganya di Bandara’’, ujarku
            Tiba-tiba dari luar ada yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam. ’’Assalamualaikum’’.
            Kemudian Angga yang membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah Poppy dan Revo.
            ‘’Santi nya ada, Kak ?’’, tanya Poppy. ’’Ohh, ada-ada, silakan kalian masuk dan duduk dulu’’, ujar Angga. ’’Terima kasih, Kak, ujar Poppy dan Revo serempak. ’’Sebentar ya, aku panggilkan dahulu’’, ujar Angga. ’’’'Iya, Kak’’, jawab Revo.
            ’’Santi, ada teman-teman kamu tuh’’, ujar Angga. ’’Ohh iya, Kak, sebentar’’, ujarku.
            Beberapa menit kemudian Aku menemui mereka. ’’Heii, sudah siap belum ?’’ tanya Poppy. ’’Sudah-sudah.. ayo kita berangkat’’, ajakku.
            Kemudian mereka pergi dengan mengendarai mobil Avanza berwarna hitam milik Revo. ’’Senang nih yee kekasihnya pulang’’, ujar Revo. ’’Iya doonk, aku sudah enggak sabar nih, sudah lama sekali aku enggak bertemu dengan dia’’, ujarku.
            ’’Aku juga kangen sekali sama Irfan, dia itu kan sahabatku dari TK’’, ujar Revo. ’’Iya, aku juga, sudah lama yah kita enggak kumpul-kumpul bareng lagi’’, ujar Poppy.
            ’’Oh iya, setelah pulang nanti, Irfan akan melamar Aku loh’’, ujarku sambil tersenyum.
            Saat Aku berbicara seperti itu, perasaan Revo langsung hancur, dia tidak mampu untuk mengatakan apa-apa, dia hanya bisa diam tanpa kata. Matanya langsung berkaca-kaca, tapi ia tahan karena dia tidak ingin menangis di hadapanku.
            Suasana pun menjadi hening, omongan Aku tidak ada satu pun yang menampik, baik itu Poppy, maupun Revo, keduanya hanya bisa terdiam. Poppy tahu bahwa selama ini Revo memendam perasaan kepada Santi.
            ‘’Apaa kamu akan menikah dengan Irfan ?’’, tanya Poppy. ‘’Iya, aku akan menikah dengan Irfan’’, jawabku.
            ‘’Wah selamat ya, Santi, aku turut berbahagia’’, ujar Revo. Poppy hanya terkejut mendengar respon dari Revo. ’’Iya aku juga turut berbahagia, Santi’’, ujar Poppy. ’’Terima kasih ya teman-teman’’, ujarku.
            Akhirnya mereka tiba di Bandara. Kemudian mereka bergegas untuk melihat jadwal kedatangan pesawat dari Palembang. Ternyata, pesawat itu tiba pada pukul 9.00.
            Kemudian mereka menunggu. Namun, setelah lebih dari dua jam mereka menunggu, pesawat itu belum juga tiba di Bandara.
            ‘’Ini gimana sih ? sudah dua jam lebih kita menunggu, kok pesawatnya belum juga sampai ?’’, ujar Santi. ‘’Sabar, mungkin sebentar lagi’’, ujar Poppy. ‘’Ya sudah aku ke tempat informasi dulu ya, aku ingin tanya tentang hal ini’’, ujar Revo. ‘’Jangan lama-lama yah’’, ujar Santi.
           ‘’Permisi, Pak, saya ingin bertanya pesawat yang dari Palembang kok sampai sekarang belum tiba di Bandara ya ?’’, tanya Revo. ‘’maaf, Pak, sebenarnya pesawat yang dari Palembang mengalami kecelakaan’’, ujar petugas.
            “Apa ? ini tidak mungkin Pak, sahabat saya dan keluarganya ada di dalam pesawat itu, apa mereka masih hidup ?’’ tanya Revo dengan nada setengah tidak percaya.
            ‘’Kalau bapak tidak percaya, silakan bapak lihat sendiri daftar nama korban kecelakaan dalam pesawat tersebut di papan informasi’’, ujar petugas bandara. ‘’Oke pak, terima kasih’’, ujar Revo.
            Sambil berlari Revo menuju papan informasi. Kemudian dia melihatnya. Ternyata Seluruh keluarganya Irfan menjadi korban dalam kecelakaan pesawat itu. Namun, jasad mereka belum bisa ditemukan.
             Sambil meneteskan air mata ia mengatakan ‘’ini tidak mungkin, apa yang harus aku katakan kepada Santi ? Santi pasti akan sedih mendengar semua ini’’, ujar Revo  
            Kemudian ia kembali ke ruang tunggu. ’’Revo, mana Irfan ?’’, tanyaku. Namun’’Revo, mana Irfan ??’’, sekali lagi 
Aku bertanya kepada Revo.
            ‘’Tenang dulu Santi, kamu harus kuat’’, ujar Revo. ‘’Apa maksud kamu Revo ??’’, tanyaku.
            ‘’Tadi aku ke bagian informasi, ternyata pesawat yang ditumpangi oleh Irfan dan Keluarganya telah mengalami kecelakaan’’, ujar Revo sambil menangis.
            ‘’Apaa ?? Lalu, sekarang Irfan dimana ?’’, tanyaku. ’’jasad Irfan dan Keluarganya belum bisa ditemukan’’, ujar Revo.
            ’’Ini tidak mungkin, kamu pasti salah lihat, kamu lihat dimana ? antarkan aku kesana sekarang’’, ujarku.
            Akhirnya Aku, Revo, dan Poppy segera menuju ke bagian informasi. Ternyata apa yang dikatakan Revo benar bahwa Irfan telah meninggal.
            Aku tidak percaya dengan ini semua. Ternyata kekasih yang sangat Aku cintai telah meninggalkanku untuk selamanya.
            Dengan bercucuran air mata Aku berkata ‘’ Inikah jawaban dari makna seribu arti. Namun apa lagi yang harus kutuliskan pada lembaran kisah dalam masa. Tatkala di setiap relung hati ada satu nama yang terukir jelas. Aku tau itu adalah namamu. Kau adalah sukma ku. Untukmu cinta ini akan selalu ada dan takkan pernah ada habisnya.’’.
 Revo hanya terdiam dan meneteskan air mata.
Aku bertanya kepada Revo.
            ‘’Tenang dulu Santi, kamu harus kuat’’, ujar Revo. ‘’Apa maksud kamu Revo ??’’, tanyaku.
            ‘’Tadi aku ke bagian informasi, ternyata pesawat yang ditumpangi oleh Irfan dan Keluarganya telah mengalami kecelakaan’’, ujar Revo sambil menangis.
            ‘’Apaa ?? Lalu, sekarang Irfan dimana ?’’, tanyaku. ’’jasad Irfan dan Keluarganya belum bisa ditemukan’’, ujar Revo.
            ’’Ini tidak mungkin, kamu pasti salah lihat, kamu lihat dimana ? antarkan aku kesana sekarang’’, ujarku.
            Akhirnya Aku, Revo, dan Poppy segera menuju ke bagian informasi. Ternyata apa yang dikatakan Revo benar bahwa Irfan telah meninggal.
            Aku tidak percaya dengan ini semua. Ternyata kekasih yang sangat Aku cintai telah meninggalkanku untuk selamanya.
            Dengan bercucuran air mata Aku berkata ‘’ Inikah jawaban dari makna seribu arti. Namun apa lagi yang harus kutuliskan pada lembaran kisah dalam masa. Tatkala di setiap relung hati ada satu nama yang terukir jelas. Aku tau itu adalah namamu. Kau adalah sukma ku. Untukmu cinta ini akan selalu ada dan takkan pernah ada habisnya.’’.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Kegagalan di Dalam Kehidupan Seseorang

Hmm.... Kegagalan, siapa sih yang tidak pernah mengalami kegagalan ??? Setiap orang pasti pernah mengalaminya. Bahkan ilmuan-ilmuan hebat saja pernah mengalami kegagalan. Sebenarnya apakah pengertian dari kegagalan itu ???

Kegagalan adalah ketidakberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan. Kegagalan dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya kondisi lingkungan yang kurang memadai (seperti: lingkungan yang ramai, pengaruh teman, dan lain-lain), harapan yang terlalu tinggi, kurang bersyukur atas apa yang diterima, dan usaha yang kurang sungguh-sungguh.

Saat kita mengalami kegagalan, tubuh merasa lemas dan tak berdaya, hati menjadi remuk redam, pada saat itu semua perasaan bercampur aduk menjadi satu seperti layaknya gado-gado. Air mata terus mengalir. Dan, ada banyak orang apabila mengalami kegagalan mencoba untuk melakukan bunuh diri. Tetapi, dibalik itu semua kegagalan mempunyai dampak positif, seperti: melatih kesabaran, dan emosi yang ada pada diri seseorang, serta berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang

Jadi, apabila kita mengalami kegagalan, terimalah semua dengan lapang dada, bersikap sabar dan ikhlas dalam menghadapinya, jangan berlarut-larut dalam kesedihan, dan berusaha untuk tidak mengulangi kegagalan itu.