Kuliah
Kerja Nyata atau yang akrab disapa dengan sebutan KKN memanglah suatu hal yang
sudah tidak asing lagi di telinga para mahasiswa semester 5. KKN merupakan
salah satu mata kuliah yang wajib, kudu, dan harus dilakukan oleh para mahasiswa
semester 5 karena kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk pengabdian kita
sebagai mahasiswa kepada masyarakat, bangsa dan negara #eaaaa. Kegiatan
tersebut dilaksanakan selama satu bulan di suatu tempat (bahkan desa) yang tak
pernah kita kunjungi sebelumnya, dan juga harus tinggal bersama dengan
teman-teman yang tak pernah kita tahu sifat, kepribadian, dan latar
belakangnya. Sedih sih awalnya, karena selain hal-hal tersebut, KKN juga yang
membuat kita berpisah untuk sementara dengan keluarga yang amat sangat kita
cintai. Eiiiitss tunggu dulu! Itu hanya awalnya saja kok, padahal banyak loh
kegilaan yang kalian lakukan saat KKN berlangsung. Mau tahu? Yuuuukkss kita
baca inilah kegilaan-kegilaan yang kalian lakukan saat KKN, cekidooot:
Saat
KKN, kita tidak hanya bekerja dengan teman-teman satu jurusan saja loh! Tapi
kita “dipaksa” berkenalan, berteman, dan bekerja dengan teman-teman baru.
Kenapa di sini saya katakan “dipaksa”? Karena bayangkan saja kita akan hidup
serumah dengan orang-orang yang belum kita tahu seluk-beluknya. Awalnya memang
dalam benak kita pasti berpikiran bahwa “ih apa sih rasanya tinggal serumah dengan orang yang ga dikenal selama
satu bulan?”, atau bahkan pasti pernah ada yang berpikiran “ih nanti apa aja
yang akan gue omongin sama mereka selama satu bulan? Masa nanti gw diem-dieman
aja gitu sama mereka selama sebulan?”. Ayo ngaku, pasti pernah ada yang
berpikiran seperti itu deh! Nah saat kalian berkenalan dengan teman-teman baru
pun (saat kalian masih 1 mingguan tinggal di rumah KKN tersebut) pasti kalian
masih jaim deh alias Jaga Image. Bersikap sok cantik, sok manis, sok imut sok
kalem, sok ganteng, sok polos, dan sok-sokan yang lain agar dianggap baik di
mata teman-teman baru kalian. Bahkan untuk berbicara pun kalian hanya
seperlunya saja. Iya kan?
2
Nah,
awal-awalnya sih kami masih jaim-jaim gitu deh. Tapi, setelah kami mengenal
satu sama lain, mulai keluar deh tuh sifat-sifatnya dari mulai sifat baik
sampai sifat yang buruk. Bahkan kami sudah mulai berani deh tuh berbicara kasar
dan jorok kepada teman-teman kami. Nah untuk meminimalisasi ungkapan-ungkapan
kasar dan jorok tersebut, maka kami membuat peraturan-peraturan “aneh” (tapi
oke juga sih). Apa aja sih peraturan-peraturan itu? yuk kita simak
a. Berbicara
Kasar, contohnya: b*g* denda Rp. 2.000
b. Mengatai
teman, contohnya: gendut, kanjeng mami, pitbul, bawel, dan sebagainya akan didenda
Rp. 5.000
c. Menyebarkan
foto-foto aib teman, contohnya: saat temanmu sedang tidur, lalu dia ileran,
kemudian kamu foto dan kamu sebarkan di grup WhatsApp kelompok KKN maka akan
didenda Rp. 10.000
(Denda
tersebut tidak berlaku di hari Minggu, karena hari Minggu kami dibebaskan untuk
mengatai teman-teman kami dan menyebarkan foto aib mereka). Nah dengan adanya
denda-denda tersebut maka kami bisa menjaga hati (Yovie and Nuno kali ah,
hehehe...), lisan dan nafsu kami untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan itu.
Tapi, yah namanya juga anak muda yang selalu dihasut oleh setan, maka kami pun
khilaf dengan mengatai satu sama lain. Hingga akhirnya 9 dari 10 anggota
kelompok kami khilaf dan membayar denda tersebut (sedih banget kan?). Loh kenapa
hanya 9 orang yang membayar denda? 1 orangnya lagi? Yaa karena anggota kelompok
kami yang satunya lagi itu merupakan sosok yang religius, taat terhadap Tuhan
yang Maha Esa, abdi terhadap tanah air dan bangsa (loh kenapa jadi janji siswa
sih? -_-) makanya dia tidak pernah sekalipun berkata kotor, jorok, keji, dan
munkar terhadap teman-temannya (salehah banget kan yaaa?). Dari hasil
pembayaran denda tersebut selama kurang lebih tiga minggu, akhirnya kami
berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp. 300.000. Uang tersebut “rencananya” akan
dialokasikan untuk ngumpul-ngumpul dan makan bersama. Tapi yaaah namanya juga
manusia, rencana hanya sebatas rencana saja, Tuhan lah yang menentukan
(hiiikkss....)
Kelompok
KKN kami kebanyakan anggotanya adalah wanita. Maka tak heran lah kalau kami
sering menggibah. Ketika ada teman satu kelompok kami yang melakukan kesalahan,
maka kami langsung masuk ke dalam kamar, mengunci pintu kamar tersebut lalu
mulai menggibah. Ketika ada yang ingin masuk kamar dan mengetuk pintu, kami
berhenti gibah, dan langsung menanyakan terlebih dahulu “siapa?”, jika yang
ingin masuk kamar adalah orang yang bukan objek pembicaraan gibah kita, maka
kami buka pintunya dan anehnya orang tersebut langsung peka “ih lagi gibah lu
ya?” dan akhirnya dia pun ikutan. Tetapi, jika yang mengetuk pintu tadi adalah
sosok objek pembicaraan gibah kita, maka kami langsung diam, mengganti topik
pembicaraan, dan membukakan pintu untuknya. Jika orang itu telah pergi, maka
pintu kembali dikunci dan mulai lagi membicarakannya.
Karena
tempat KKN kami terletak di Provinsi Banten, maka ada suatu adat yang bernama bacakan. Apa itu bacakan? Jadi gini, bacakan
itu adalah suatu adat makan bersama dari Banten yang makanannya tersebut
diletakkan di atas daun pisang. Biasanya makanannya itu adalah nasi putih,
tempe orek, ikan asin, dan sambel. Kegiatan tersebut biasanya kami ikuti jika
di sana ada acara saja misalnya perpisahan di sekolah, demo masak, dan
sebagainya. Nah kegiatan bacakan ini sangat terasa sekali kebersamaannya. Maka
tak heran kami pun sering melakukan juga di rumah, bersama dengan teman-teman.
Namun, kami meletakkan makanannya tidak di atas daun pisang, tetapi di atas
baskom. Makanannya pun bukan nasi putih, tempe orek, ikan asin, dan sambel,
melainkan mie instan atau nasi goreng (loh?). Ah tak apalah yang penting tetap
terasa kebersamaannya. Bacakan di rumah tidak kalah seru dengan di tempat
lainnya, karena kami menggunakan baskom sebagai media tempat meletakkan
nasinya, maka kami bisa menggeser-geser baskom tersebut sesuka hati kita, alias
ke tempat di mana kita berada saja (jadi kami suka berebutan menggeser baskom
tersebut). Selain itu, karena kami merupakan predator yang handal maka tak
heran seberapa banyak pun nasi yang kami letakkan dalam baskom, tetap saja
habis dimakan.
Karena
letak rumah yang kami tempati itu jauh dari sekolah tempat kami mengajar, maka
setiap harinya kami berangkat sekolah dengan motor. Kemudian, karena anggota
kelompok kami segambreng, jadi satu motor tidak hanya ditumpangi oleh dua orang
saja, tetapi oleh tiga orang loh (untung bukan di Jakarta, coba kalau di
Jakarta pasti kami sudah dibilang cabe-cabean hehehe). Bukan hanya itu, kami
bertiga pun semuanya mengenakan rok! Jadi, coba bayangkan bagaimana posisi
duduknya? Yah, sang pengemudi tentunya duduk menghadap ke depan, orang kedua
yang berada di tengah duduk dengan posisi menyamping, sedangkan orang ketiga
yang berada di belakang duduk dengan posisi menghadap ke depan. Jalanan menuju
ke sekolahannya pun menanjak, jadi yang duduk di tengah deg-degannya setengah
mati karena takut terjatuh. Ingin mencoba? Silakan saja, dan rasakan
sensasinya.
Bakter
(re: bak terbuka). Tahukan mobil bakter? Yup, mobil bakter adalah mobil bak
yang bagian belakangnya terbuka dan bisa ditumpangi oleh manusia, hewan,
ataupun benda. Mobil tersebut sangat ngehits di tempat KKN kami. Pasalnya, di
sana kalau kami ingin pergi kemana-mana pasti selalu menumpang mobil bakter
orang. Caranya adalah kami berdiri di pinggir jalan (yaiyalah di pinggir jalan,
kalau di tengah jalan kan nanti tertabrak hehehe), kemudian ketika ada mobil
bakter yang lewat, kami melambaikan tangan untuk mendapatkan tumpangan.
Tumpangan yang diberikan oleh pemilik bakter ini “cuma-cuma” loh alias GRATIS!
Tanpa dipungut biaya! Walaupun itu jaraknya jauh loh! Duuuh baik banget kan
abang-abang bakter di sana? Naik bakter sangat seru loh apalagi kalau
sore-sore, wiiiih kami bisa menikmati AC (Angin Cepoi-Cepoi) yang tentunya
terasa segar banget. Orang-orang yang melihat kami pun tidak ada yang merasa
heran, karena di sana sudah terbiasa naik bakter. Coba kalau di sini pasti
orang-orang akan mengatakan kami “makhluk Tuhan yang paling Alay”..
Di
sana akses kendaraan sangat terbatas. Terutama bakter. Di sana kami tidak
selalu mendapatkan bakter, bahkan menemukannya pun sulit. Pernah suatu ketika
kami selesai melaksanakan tugas di Posyandu dan bergegas pulang ke rumah. Di
jalan, kami menunggu bakter yang lewat. Tetapi apalah daya kami tidak berjodoh
dengan abang-abang bakter tersebut (hikkss...). Akhirnya dengan berat hati dan
berat badan teman kami maka kami putuskan saja untuk pulang ke rumah dengan
berjalan kaki (padahal itu jaraknya 5 kilometer loh). Sedih banget kan? Udah
jomblo, ga ada yang jemput, jalan kaki 5
Km lagi, ngenes banget Yaa Allah..
- Tidur
Satu Kasur 5-6 Orang
Rumah
yang kami tempati di sana hanya memiliki tiga kamar. Satu kamar ditempati oleh
pemilik rumah, dan dua kamar lainnya ditempati oleh kami. Makanya kami kalau
tidur dempet-dempetan. Satu kasur bisa 5-6 orang loh. Terkadang, jika sedang
iseng, kami sengaja bergeser-geser kepada salah satu teman kami agar dia merasa
sesak dan kesempitan. Walaupun sesak, tetapi kami sangat senang. Karena dengan
tidur dempet-dempetan seperti ini, posisi kita juga jadi semakin dekat. Kalau
posisi kita dekat hati kita pun akan semakin dekat, dan itu artinya kami akan
memiliki ikatan batin yang sangat kuat dan dekat layaknya sebuah keluarga
(eaaaaa...).
Saat
KKN, rumah kami ditempati oleh 20 orang mahasiswa. Oleh karena itu, kami harus
ekstra sabar dalam menghadapi apapun, terutama menunggu teman yang sedang
mandi. Walaupun rumah yang kami tempati sangat luas, tetapi di sana hanya ada
satu kamar mandi. Bayangkan saja, satu kamar mandi digunakan untuk 20 orang.
Makanya kami rela bangun pukul 04.00 pagi demi mendapatkan nomor antrean
pertama untuk mandi. Dingin sih jam segitu mandi, yaa tapi apa boleh buat,
semakin siang kami bangun, maka semakin lama pula kami mandi. Oleh karena itu,
terkadang kami melakukan hal “licik”, yakni ngetap-in nomor antrean mandi
duluan di grup WhatsApp, dengan mengetik “gue mandi pertama”, “gue kedua”, dan
seterusnya sampai bang toyib pulang. Padahal kita kan tinggal serumah, tinggal
bilang aja apa susahnya yaa, dan ga semua teman-teman kita pegang HP loh,
jadinya kasihan kalau yang ga pegang HP, lalu mendapatkan urutan terakhir.
Yaaah namanya juga usaha yaaa guys...
- Jujur-Jujuran
Sampai Jam 2 Malam
Saat
malam Jumat, dua hari terakhir menjelang kami berpisah. Kami mengadakan
jujur-jujuran. Semua anggota kelompok harus menjawab dengan jujur
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anggota lainnya.
Pertanyaan-pertanyaannya sih sepele yaaa misalnya “siapa cowok/cewek yang lu ga
suka?”, “punya perasaan khusus ga sama teman KKN? Kalau punya, lu suka sama
siapa?” dan segala macam pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur. Selain
pertanyaan, kami diwajibkan untuk menceritakan segala kesan dan pesan selama
kita hidup satu atap dan satu ranjang (temanku saja ada yang sampai hampir
menangis ketika menceritakannya, baru hampir sih karena gara-gara saya
bercandain jadinya dia ga nangis deh hehehe...). Bahkan ada juga loh yang
sampai menceritakan suatu mimpi yang dialaminya. Seru banget sih jujur-jujuran,
karena dengan kegiatan tersebut kami jadi saling mengetahui rasa suka dan rasa
ketidaksukaan mereka. Saking serunya, kami jujur-jujuran sampai pukul 2.00 pagi
loh. Itu di malam Jumat, untung jumlah kami yang ikut jujur-jujuran tetap 10
orang, coba kalau bertambah? Iiiih sereeem...
- Makan
Ayam Sabana Berasa Makan Rendang
Saat
KKN, kami jarang sekali makan ayam. Bahkan kalau kami makan ayam pun itu juga
kiriman dari orang tua teman yang berkunjung ke rumah kami. Untungnya, di sana
ada yang jualan ayam sabana loh dan harganya juga sangat pas dengan kantong
mahasiswa perantau. Maka tak heran, ketika pertama kali kami melihat ada tempat
yang menjual ayam sabana, mata kita langsung terbelalak dan mengucap syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa. Akhirnyaaa.... kami bisa makan ayam juga. Mulai
saat itu kami jadi sering membeli ayam sabana. Dan, tahukah kalian? Rasa ayam
sabana di sana sangat jauh berbeda dengan yang ada di sini. Kalau di sini sih
makan ayam sabana tuh yaaa gimana yaaa... biasa aja gitu ga ada yang spesial.
Tetapi kok kalau kami makan ayam sabana di sana entah mengapa rasanya jadi
spesial, seperti makan rendang gitu deh. Entah ini ayam sabananya yang terasa
spesial, ataukah teman-teman KKN-ku yang sangat spesial di hati?
Di
sana, selain ada tukang ayam sabana, ada juga loh tukang martabak. Loh ini KKN
atau liburan? Ini KKN loh, iya KKN, atau mungkin bisa disebut juga KKN rasa
liburan. Yupps di sana ada yang menjual martabak dengan harga yang murah. Mau
tahu harganya? Harganya hanya Rp. 5.000 sampai 10.000 loh. Murah banget kan ya?
Martabaknya pun tak kalah enak dengan martabak yang ada di Jakarta. Ada banyak
rasanya juga, mulai dari coklat, coklat-kacang, coklat-keju, coklat-keju-susu,
kacang hijau, ketan hitam sampai rasa indah yang kulalui bersamamu juga ada kok *eh. Terkadang kami merasa sangat bersyukur KKN
kami ditempatkan di daerah yang enak, rumah yang luas, dan ada jualan martabak
serta ayam sabananya. Mungkin ini dikarenakan kami adalah anak yang saleh dan
salehah kali yaa... Makanya Allah sangat sayang kepada kami hehehe....
- Cari
foto-foto Alay (Aib) Kami di Facebook
Seperti
kata pepatah “sahabat adalah orang yang gemar mengoleksi foto-foto aibmu”.
Yuups ungkapan ini sangat tepat sekali bagi kami. Pasalnya, selain sebagai
ajang untuk mengabdi kepada masyarakat, ternyata KKN juga merupakan ajang untuk
pencarian foto-foto alay kita yang ada di facebook. Dahulu, zaman-zamannya kita
SMP dan SMA pasti sering sekali berfoto dan foto tersebut diunggah ke facebook
(karena pada saat itu media sosial yang sedang tren di kalangan kami ya memang
facebook). Setelah menemukan foto-foto alay mereka di facebook, maka kami
berencana untuk menyebarkannya di grup WhatsApp. Eiiitss tunggu dulu, kalau
kalian menyebarkannya di sembarang hari, maka bersiap-siaplah kalian didenda
10.000. Oleh karena itu, jika ingin menyebarkannya, maka kalian harus ekstra sabar
untuk menunggu di waktu yang tepat (karena segala sesuatu akan indah pada
waktunya, eaaaa....), yakni di hari Minggu. Yups, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, bahwa hari Minggu adalah hari libur kita, hari di mana kita bebas
untuk mengatai teman-teman kita dan juga bebas untuk menyebarkan foto-foto alay
mereka.
Seru
banget kan KKN itu? Jadi, jangan pernah berpikir bahwa KKN itu merupakan sebuah
penyiksaan yang diberikan oleh kampus yaa. Karena dengan adanya KKN kita dapat
memperoleh banyak manfaat, dan juga melakukan banyak hal. Cukup sekian dulu
cerita KKN-ku, tak terasa ini sudah bulan keenam di mana KKN telah pergi meninggalkan
kita. Tapi aku harap kita tetap menjalin tali silaturahim sampai akhir hayat kita..