Senin, 31 Maret 2014

Memilih Jurusan di Perkuliahan



Kuliah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti “pelajaran yang diberikan” atau “ceramah”. Namun, pada umumnya kata “kuliah” dikaitkan dengan perguruan tinggi atau pendidikan tinggi yang sering diartikan sebagai proses belajar atau proses pembelajaran. Kebanyakan, kuliah itu dilakukan saat lulus SMA. Oleh karena itu remaja-remaja Indonesia yang sudah lulus SMA sering ribut mencari jurusan dan tempat kuliah yang bonafit.




Tetapi tidak jarang pula orang-orang yang memilih jurusan dan tempat perkuliahan tidak memerhatikan minat dan bakat. Mereka memilih dengan asal-asalan, ikut-ikutan teman, dan bahkan ada pula yang dipaksakan oleh orang tuanya. Menentukan jurusan perkuliahan merupakan salah  satu  keputusan terbesar dalam kehidupan seseorang. Pasalnya, keputusan tersebut biasanya berpengaruh besar bagi perjalanan karier dan masa depan seseorang.


Ketika kita memilih jurusan karena dipaksakan atau ikut-ikutan orang lain, hal tersebut tidak akan baik bagi masa depan kita. Karena masa depan kita ada ditangan diri kita sendiri, bukan ditangan orang lain. Jadi, ketika kita memilih jurusan dan tempat perkuliahan, kita tidak boleh asal-asalan, ikut-ikutan, ataupun ada unsur pemaksaan.  Agar tidak ada unsur-unsur lain ketika kuliah, cobalah perhatikan  minat Anda Bagi saya minat  merupakan faktor utama yang harus diperhatikan ketika kita memilih jurusan. Coba bayangkan kalau  Anda harus terus menekuni jurusan yang sama sekali tidak Anda sukai selama empat tahun kuliah. Tentunya itu bukan sesuatu yang mau Anda alami dimasa-masa kuliah.  Waktu kuliah akan sama sekali jadi tidak menarik jika Anda melakukannya dengan terpaksa.  Juga masa-masa kuliah yang seharusnya menjadi masa-masa yang indah dan tak terlupakan, bisa menjadi masa-masa tersuram yang pernah Anda alami seumur hidup Anda. Bagaimana tidak ? Anda sedang menekuni bidang yang sama sekali bukan bidang yang Anda minati, juga tidak Anda cinta, bukan ?



Seperti halnya jika kita sudah memiliki kekasih, kemudian kita dijodohkan oleh orang lain yang sama sekali tidak kita cintai, apakah kita akan bahagia dengan orang tersebut ? Dan apakah kita akan bisa mencintai orang tersebut dengan sepenuh hati ? Tentu tidak, bukan ? Nah ! Itulah seperti halnya cinta, jurusan pun tidak bisa dipaksakan.  Memilih jurusan itu harus sesuai dengan  minat juga hati seseorang. Perlu diingat, selain harus sesuai dengan minat dan hati, Anda juga harus memerhatikan kemampuan Anda.



Anda boleh minat terhadap suatu disiplin ilmu, tetapi Anda juga harus sadar, bahwa jurusan yang dipilih sesuai dengan kemampuan Anda. Jika Anda memilih jurusan sesuai dengan minat, hati, dan kemampuan, maka Anda akan mampu bertahan dalam  menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika Anda  tidak memiliki  kemampuan dalam  jurusan yang dipilih, tentu akan mempengaruhi  motivasi belajar Anda.



Perhatikan hal ini juga. Mungkin hampir sama seperti yang tadi. Perhatikan pelajaran favorite Anda saat SMA. SMA merupakan  masa-masa indah selama kita bersekolah. Di SMA merupakan masa-masa penuh canda, tawa, sedih, dan juga masa pencarian jati diri. Di SMA, Anda akan bertemu dengan banyak guru, teman, juga mata pelajaran yang selalu menyapa kita setiap harinya. Mata pelajaran yang diberikan saat SMA adalah: Bahasa Indonesia, Agama Islam, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dll.  Dari berbagai macam  pelajaran tersebut, tentunya Anda memiliki pelajaran yang Anda sukai, bukan ? Pelajaran yang ketika Anda mempelajarinya dengan menggunakan hati ? Juga pelajaran yang jadwalnya selalu Anda tunggu-tunggu kehadirannya ? Nah bisa jadi pelajaran itulah yang Anda sukai. Pelajaran itulah yang seharusnya Anda jadikan pilihan sebagai jurusan ketika Anda berkuliah nanti. Karena bisa jadi bidang studi tersebut yang bisa membuat Anda menjadi sukses kedepannya.








Mencari informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati. Hal ini juga penting  nih untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena, Ketika kita sudah mengetahui minat, cinta, dan suka kita terhadap suatu bidang studi, ada baiknya kita punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb. Jangan sampai Anda buta terhadap suatu jurusan yang Anda pilih. Setelah mengetahui hal tadi, ada baiknya kita juga menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu anak tangga awal dari proses pencapaian karir. Anda perlu tahu  realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di jurusan tersebut  maka hidupnya kelak pasti sukses seperti yang di iklankan.



Kemudian, kita harus berpikiran jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap pilihan, apa maksudnya ? Maksudnya adalah, Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri apakah Anda mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin menjalani konsekuensinya.



Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya. Perhatikan  pula jurusan yang Anda pilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita Anda. Setiap orang pasti memiliki cita-cita. Jika Anda bercita-cita menjadi guru Bahasa Indonesia maka sebaiknya memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bukan jurusan Bahasa Inggris atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah Kedokteran. Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, Anda kelak ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum. Yang terakhir, menyiapkan beberapa alternatif. Alangkah baiknya jika Anda memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika Anda tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus juga diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan Anda, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.



Semoga pesan tersebut bisa menyadarkan kepada siswa (khususnya siswa SMA) agar tidak memilih jurusan kuliah berdasarkan gengsi, ikut-ikutan, ataupun dipaksakan oleh orang lain. Tetapi, pilihlah jurusan yang sesuai dengan hati, minat, dan kemampuan  Anda. Karena memilih jurusan akan berdampak besar pada masa depan Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar