Kuliah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
arti “pelajaran yang diberikan” atau “ceramah”. Namun, pada umumnya kata
“kuliah” dikaitkan dengan perguruan tinggi atau pendidikan tinggi yang sering
diartikan sebagai proses belajar atau proses pembelajaran. Kebanyakan, kuliah itu
dilakukan saat lulus SMA. Oleh karena itu remaja-remaja Indonesia yang sudah
lulus SMA sering ribut mencari jurusan dan tempat kuliah yang bonafit.
Tetapi tidak jarang pula orang-orang yang memilih jurusan dan tempat perkuliahan tidak memerhatikan minat dan bakat. Mereka memilih dengan asal-asalan, ikut-ikutan teman, dan bahkan ada pula yang dipaksakan oleh orang tuanya. Menentukan jurusan perkuliahan merupakan salah satu keputusan terbesar dalam kehidupan seseorang. Pasalnya, keputusan tersebut biasanya berpengaruh besar bagi perjalanan karier dan masa depan seseorang.
Ketika kita memilih jurusan karena dipaksakan atau
ikut-ikutan orang lain, hal tersebut tidak akan baik bagi masa depan kita.
Karena masa depan kita ada ditangan diri kita sendiri, bukan ditangan orang
lain. Jadi, ketika kita memilih jurusan dan tempat perkuliahan, kita tidak
boleh asal-asalan, ikut-ikutan, ataupun ada unsur pemaksaan. Agar tidak ada unsur-unsur lain ketika kuliah,
cobalah perhatikan
minat Anda Bagi
saya minat merupakan faktor utama yang
harus diperhatikan ketika kita memilih jurusan. Coba bayangkan kalau Anda harus terus menekuni jurusan yang sama
sekali tidak Anda sukai selama empat tahun kuliah. Tentunya itu bukan sesuatu
yang mau Anda alami dimasa-masa kuliah.
Waktu kuliah akan sama sekali jadi tidak menarik jika Anda melakukannya
dengan terpaksa. Juga masa-masa kuliah
yang seharusnya menjadi masa-masa yang indah dan tak terlupakan, bisa menjadi
masa-masa tersuram yang pernah Anda alami seumur hidup Anda. Bagaimana tidak ?
Anda sedang menekuni bidang yang sama sekali bukan bidang yang Anda minati, juga
tidak Anda cinta, bukan ?
Seperti
halnya jika kita sudah memiliki kekasih, kemudian kita dijodohkan oleh orang
lain yang sama sekali tidak kita cintai, apakah kita akan bahagia dengan orang
tersebut ? Dan apakah kita akan bisa mencintai orang tersebut dengan sepenuh
hati ? Tentu tidak, bukan ? Nah ! Itulah seperti halnya cinta, jurusan pun
tidak bisa dipaksakan. Memilih jurusan itu
harus sesuai dengan minat juga hati
seseorang. Perlu diingat, selain harus sesuai dengan minat dan hati, Anda juga
harus memerhatikan kemampuan Anda.
Anda boleh minat terhadap suatu disiplin ilmu,
tetapi Anda juga harus sadar, bahwa jurusan yang dipilih sesuai dengan
kemampuan Anda. Jika Anda memilih jurusan sesuai dengan minat, hati,
dan kemampuan, maka Anda akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah,
namun jika Anda tidak memiliki kemampuan dalam jurusan yang dipilih, tentu akan mempengaruhi
motivasi belajar Anda.
Perhatikan
hal ini juga. Mungkin hampir sama seperti yang tadi. Perhatikan pelajaran
favorite Anda saat SMA. SMA merupakan masa-masa indah selama kita bersekolah. Di SMA
merupakan masa-masa penuh canda, tawa, sedih, dan juga masa pencarian jati
diri. Di SMA, Anda akan bertemu dengan banyak guru, teman, juga mata
pelajaran yang selalu menyapa kita setiap harinya. Mata pelajaran yang
diberikan saat SMA adalah: Bahasa Indonesia, Agama Islam, Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dll. Dari berbagai macam pelajaran tersebut, tentunya Anda memiliki
pelajaran yang Anda sukai, bukan ? Pelajaran yang ketika Anda mempelajarinya
dengan menggunakan hati ? Juga pelajaran yang jadwalnya selalu Anda
tunggu-tunggu kehadirannya ? Nah bisa
jadi pelajaran itulah yang Anda sukai. Pelajaran itulah yang seharusnya Anda
jadikan pilihan sebagai jurusan ketika Anda berkuliah nanti. Karena bisa jadi
bidang studi tersebut yang bisa membuat Anda menjadi sukses kedepannya.
Mencari informasi secara detil mengenai
jurusan yang diminati. Hal ini juga penting nih untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena, Ketika
kita sudah mengetahui minat, cinta, dan suka kita terhadap suatu bidang studi,
ada baiknya kita punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata
kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya,
kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.
Jangan sampai Anda buta terhadap suatu jurusan yang Anda pilih. Setelah
mengetahui hal tadi, ada baiknya kita juga menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya
merupakan salah satu anak tangga awal dari proses pencapaian karir. Anda
perlu tahu realitanya, bahwa jurusan
yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa
dengan kuliah di jurusan tersebut maka
hidupnya kelak pasti sukses seperti yang di iklankan.
Kemudian, kita harus berpikiran jauh ke depan
melihat konsekuensi dari setiap pilihan, apa maksudnya ? Maksudnya adalah, Anda harus
bertanya kepada diri Anda sendiri apakah Anda mampu menjaga komitmen dan
konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada
konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin
menjalani konsekuensinya.
Jangan sampai ingin
jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari
pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi
tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah
punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi
tantangannya. Perhatikan pula jurusan yang Anda pilih sebaiknya sesuai
dengan cita-cita Anda. Setiap orang pasti memiliki cita-cita. Jika Anda
bercita-cita menjadi guru Bahasa Indonesia maka sebaiknya memilih jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bukan jurusan Bahasa Inggris atau yang
lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah Kedokteran.
Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, Anda kelak
ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di
kedokteran umum. Yang terakhir, menyiapkan beberapa alternatif. Alangkah baiknya
jika Anda memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika Anda tidak
masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative
berikutnya. Pemilihan alternative studi harus juga diupayakan yang masih sesuai
dengan minat dan kemampuan Anda, bukan karena pilihan yang paling besar
kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.
Semoga pesan tersebut bisa menyadarkan kepada siswa (khususnya siswa SMA) agar tidak memilih jurusan kuliah berdasarkan gengsi, ikut-ikutan, ataupun dipaksakan oleh orang lain. Tetapi, pilihlah jurusan yang sesuai dengan hati, minat, dan kemampuan Anda. Karena memilih jurusan akan berdampak besar pada masa depan Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar